Kebutuhan darah nasional minimal adalah 2% dari jumlah penduduk. Jika jumlah penduduk Indonesia sekarang sekitar 232 juta penduduk, maka stok aman kantong darah yang harus tersedia kurang lebih adalah 4,7 juta kantong per tahun. Saat ini, dibawah kepemimpinan mantan Wakil Presiden RI - Jusuf Kalla, program baru yang dilakukan PMI untuk mendapatkan donor darah adalah dengan upaya jemput bola kepada pendonor. Karena itu PMI membuat sederet terobosan, antara lain membuka gerai UDD (Unit Donor Darah) di beberapa tempat seperti, kampus dan pusat perbelanjaan. PMI berusaha menjadikan aktifitas donor darah kini menjadi sebuah tren gaya hidup baru.
Aktifitas donor darah ini semakin menjadi lifestyle dan agenda penting ketika media sosial ikut berperan. Seperti yang dilakukan seorangonline social media publisher, Valencia Mieke Randa - dengan komunitas Blood For Life (BFL). Berawal dari mailing list berkembang kesocial media lainnya seperti Facebook ataupun Twitter. Dari hanya 44 orang anggotanya, kini telah mencapai hampir 4000an dan tersebar di seluruh Indonesia. Mereka yang tergabung dalam BFL adalah sekumpulan orang-orang yang siap mendonorkan darahnya untuk siapa saja yang membutuhkan. Kapan dan dimanapun, selama golongan darah yang dibutuhkan sama dan kondisinya memungkinkan, semua anggota BFL rela menyumbangkan darahnya. BFL tidak menerima uang dan mereka hanya berusaha untuk menggugah hati orang banyak dengan mengatakan, "Sekantung darah yang mereka donorkan tak akan berarti, merugikan, atau mengubah apa pun pada diri mereka, tapi sangat berarti bagi orang lain". Tak heran bila BFL dinobatkan sebagai Web Hero oleh Google Chrome.
Niat baik dari komunitas lain berkaitan dengan aktifitas donor darah yaitu datang dari Komunitas Berbagi. Salah satu gerakan di bidang kesehatan yang mereka lakukan adalah program "Donor Darah Siaga" yaitu donor yang di khususkan untuk pasien penderita kanker. BagiAmalia Medina atau Ina, ia tergerak ikut membantu Komunitas Berbagi ini karena kurangnya pengetahuan masyarakat untuk mengenali gejala awal kanker pada anak, dan ketika berobat pasien kanker anak ini sudah dalam tahap stadium tinggi. Gerakan ini berawal atas banyaknya permintaan donor darah aferesis dari Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia. Pada aferesis, seorang donor hanya memberikan komponen darah tertentu yang diperlukan oleh resipien. Selama aferesis, darah pasien atau donor secara bertahap dialirkan melalui mesin pemindah sel otomatis. Proses pengambilan darah aferesis memakan waktu antara 1,5 sampai 2 jam. Berbeda dengan donor darah biasa, pendonor aferesis bisa melakukan donor setiap 2 minggu sekali. Karena pada donor darah aferesis yang diambil hanyalah zat-zat yang diperlukan (misalnya plasma, trombosit, atau leukosit saja) dan bukan darah secara keseluruhan. Screening donor aferesis juga memerlukan biaya lebih mahal ketimbang donor darah biasa, karena itu diperlukan komitmen besar bagi seorang pendonor aferesis untuk melakukannya. Hal membanggakan adalah biaya screening tersebut di tanggung oleh Komunitas Berbagi. Yang terpenting adalah mereka (pendonor) mau datang dan melakukan screening dan jika dinyatakan sehat bersedia menjadi pendonor darah aferesis serta siap dipanggil jika ada pasien kanker yang membutuhkan.
Selain artis film Nirina Zubir dan suaminya Ernest Cokelat berbagi kisah mereka saat panik mencari pendonor darah untuk bayi mereka – Zivara, yang saat itu baru lahir dan memiliki golongan darah langka, Kick Andy juga mengajak berbincang sosok-sosok yang setia membagikan tetesan darahnya untuk orang lain. Mereka adalah Lilis Ismayatuti (49 tahun) dari Bandung dan Soekarman (69 tahun) dari Makasar. Keduanya telah mendonorkan darahnya sejak usia 17 tahun. Bagi Lilis, setelah mendonorkan darahnya ia merasa tubuhnya lebih ringan dan segar. Sejak itulah Lilis mendapat kartu anggota sebagai pendonor dari PMI dan ia kemudian rutin melakukan donor darah setiap 3 bulan sekali. Hingga kini Lilis telah mendonorkan darahnya sebanyak 116 kali, karena itulah ia mendapatkan penghargaan Satyalancana Kemanusiaan pada tahun 2010 lalu. Di kalangan aktivis Palang Merah Indonesia (PMI), nama Soekarman sangat dikenal. Karena ia adalah pemecah rekor pendonor darah terbanyak di PMI. Totalnya ia sudah 192 kali mendonorkan darah. Terakhir ia mendonorkan darahnya pada tahun 2009, di usia 67 tahun. Sebenarnya saat itu, usianya sudah melewati batas usia pendonor dari yang PMI tentukan yaitu 60 tahun. Tapi karena darahnya masih bagus sehingga menurutnya PMI ia masih memperbolehkan dirinya melakukan donor darah. Soekarman pun telah mendapatkan penghargaan dari 6 Presiden RI.
Kick Andy juga memperkenalkan Emergency Expatriat Blood Donor (EEBDC), yaitu sebuah organisasi yang bergerak di bidang donor darah sukarela khusus untuk golongan darah yang memiliki rhesus negatif. Komunitas ini beranggotakan orang-orang asing dari berbagai negara yang sukarela mendonorkan darahnya. Selama rekaman program Kick Andy, aktifitas donor darah difasilitasi oleh Unit Donor Darah PMI - DKI Jakarta. Bahkan beberapa penonton Kick Andy turut berbagi menyumbangkan darah. Di akhir program, host Kick Andy - Andy F Noya mendonorkan darahnya sambil berbincang dengan Ketua Umum PMI - Jusuf Kalla.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar