Posisi Mba Dewi sebagai seorang ibu yang mendampingi putrinya berjuang melawan kanker, setidaknya 10% aku mengerti. Hanya 10% karena membayangkan saja aku tidak mampu dan tidak berani untuk berada di posisinya.
Jangankan kanker, pada nyamuk saja aku tiba-tiba bisa menjadi pembunuh berdarah dingin karena tidak rela si nyamuk menghisap sebagian kecil darah anakku.
Itulah naluri seorang ibu. Yang berjuang 9 bulan dan saat melahirkan buah hatinya. Yang merelakan dirinya menderita ketimbang buah hatinya.
ALLAH ku,limpahkan kesabaran & keikhlasan pada Mba Dewi..
12.13pm.
"Qalista sudah mau pergi nih" Kata Mba Dewi.
Lidahku kelu. Dadaku sesak. Ada sesuatu yang berat di tenggorokan ku..
Untuk ku QALISTA bukan sekedar nama dalam kegiatan #BERBAGI . QALISTA adalah guruku tentang bagaimana memaknai hidup.. Menghargai tiap detik yang berlalu.. Usia yang merupakan rahasia Sang Pencipta Hidup sejatinya dilalui dengan 'RASA'.. Bukan hanya berlalu begitu saja..Tanpa 'RASA' kita tidak bisa dikategorikan sebagai makhluk hidup..
Waktu yang tak terhenti sejatinya tak pernah kita biarkan terlewati tanpa ungkapan kasih sayang pada orang-orang yang kita sayangi.
Tanpa permintaan maaf atas khilaf yang kita lakukan.
Satu hari beberapa minggu lalu Mba Dewi bercerita Qalista mutung karena kehebohan yang disebabkan oleh broadcast keperluan donor darah untuknya.
"Seperti dying aja aku." Kira-kira begitu dia ngedumel.
ALLAH ku, aku titip guru kehidupanku QALISTA SEPTINELA yang hari ini tanggal 23 Maret 2011 Jam 12.15 siang kembali kepadaMU. Aku yakin ALLAH jauh lebih menyayangi QALISTA. Dan ALLAH merasa tugas QALISTA di dunia ini sudah diselesaikan dengan baik. Jangan lupa kuatkan hati seorang ibu yang tegar dan bijaksana, Mba Dewi dan keluarganya, ya Rabb..
Oh,ya.. Titip salam untuk Qalista dariku Ya ALLAH .. Aku baru mau mengucap HELLO, Qalista sudah bilang GOODBYE..Assalamualaikum adik ku, kehidupan di sisi ALLAH pasti jauh lebih menyenangkan.
Aamiin.
http://berbagi-itu-nikmat.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar