Ngobrol sama Mel selalu seperti taplak meja plastik transparant.
Apa adanya, jujur namun tetap menarik.
Boleh ditarik kesimpulan bahwa kami berdua sepakat menolak mentah-mentah kepura-puraan dalam kepedulian sosial.
Cis!! Cis!!
Dan sepakat mentertawakan kegilaan kelakuan sesama manusia. Dan mengakui bahwa kami berada dlm kegilaan yang sama. Lagi-lagi tawa lepas sepanjang perjalanan ke Yayasan sayap ibu menggelegar..
Dari jaman aku belum mengenalnya secara langsung, hanya melalui media TV atau cetak, Mel selalu terlihat apa adanya, cenderung nyablak dibumbui kesinisan.
Kini yang kulihat adalah sosok perempuan dewasa yang tegar dan jauh dari kepura-puraan. What you see is what you get. Plain straight forward Melanie Subono.
Melihat Mel bermain bersama anak-anak cacat ganda terlantar di Sayap Ibu, menjadi kegiatan mengasyikan.. Keikhlasan dan ketulusan terpancar dalam tiap tutur kata dan bahasa tubuhnya. Tidak ada ke'Jaim'an. Tidak ada kepura-puraan.
Mel seperti sebuah buku yang berbicara mengenai fakta, yang semua orang sudah mengetahui apa isinya, namun tetap menarik untuk dibaca dan dibaca lagi.
Sahabatku Mel, never stop being who you are. That angry Mel, or cynical Mel and most of all that honest Mel, who's words that comes out from her mouth could tell you in the most simplest way 'How stupid you really are, and it's OK. Let's just fixed it."
Jakarta, 26 Agustus 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar